MetroPulsaReload.COM, Diduga Sindikat Penipu Pulsa 15 Warga Taiwan Ditangkap Polisi - Kepolisian Resort Sleman menangkap 15 orang warga Taiwan di sebuah rumah di Jalan Kaliurang Km 16, Dusun Degolan, Umbulmartani, Kecamatan, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis 3 Desember 2015.
Kepala Polres Sleman, AKBP Faried Zulkarnain mengatakan diduga ke 15 warga Taiwan itu merupakan sindikat penipuan pulsa. Kesimpulan sementara ini berdasarkan barang bukti yang didapat polisi saat menggeledah rumah 4 lantai itu.
Barang bukti itu berupa handphone, sejumlah simcard, rooter wifi, CCTV dan 9 paspor.
"Masih kami dalami, tetapi dari barang bukti yang kita dapatkan, dugaanya mengarah ke penipuan pulsa online," kata Faried di kantornya, Kamis 3 Desember 2015.
Saat ini polisi masih meminta keterangan dari warga Taiwan itu. Namun karena keterbatasan bahasa maka polisi akan meminta bantuan penerjemah terkait kedatangannya di Indonesia.
Faried menjelaskan hasil dari keterangan Dewi, orang yang mencarikan tempat tinggal, para WNA ini mulai mengontrak rumah tersebut sekitar bulan Mei oleh seseorang inisial A. Untuk itu, saat ini polisi tengah memburu A untuk meminta keterangannya.
BACA JUGA
"Terakhir ada komunikasi dengan Dewi sekitar pertengahan November. Setelah itu tidak ada komunikasi," ujar dia.
Penangkapan ini bermula dari laporan warga di sekitar daerah tersebut. Mereka melaporkan bahwa ada warga asing yang jarang berkomunikasi dengan warga sekitar.
Laporan inipun ditindaklanjuti polisi dengan langsung mendatangi lokasi. Kecurigaan polisi bertambah ketika mereka justru ketakutan saan polisi datang.
Saat hendak masuk ke rumah itu, diduga 3 dari 15 orang itu berusaha kabur dengan lompat dari lantai 2. "Dari 15 orang yang diamankan, 3 orang lainnya dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka di bagian kaki akibat lompat dari lantai 2," kata Faried.
Terkait hal ini polres Sleman akan melakukan koordinasi dengan pihak keimigrasian karena melibatkan warga asing. Termasuk memastikan apakah paspor WNA ini valid atau tidak.
"Kita akan cek sesuai dengan namanya atau tidak. Kami masih melakukan pemeriksaan," ujar Faried. Sumber: Liputan6.com
Kepala Polres Sleman, AKBP Faried Zulkarnain mengatakan diduga ke 15 warga Taiwan itu merupakan sindikat penipuan pulsa. Kesimpulan sementara ini berdasarkan barang bukti yang didapat polisi saat menggeledah rumah 4 lantai itu.
Barang bukti itu berupa handphone, sejumlah simcard, rooter wifi, CCTV dan 9 paspor.
"Masih kami dalami, tetapi dari barang bukti yang kita dapatkan, dugaanya mengarah ke penipuan pulsa online," kata Faried di kantornya, Kamis 3 Desember 2015.
Saat ini polisi masih meminta keterangan dari warga Taiwan itu. Namun karena keterbatasan bahasa maka polisi akan meminta bantuan penerjemah terkait kedatangannya di Indonesia.
Faried menjelaskan hasil dari keterangan Dewi, orang yang mencarikan tempat tinggal, para WNA ini mulai mengontrak rumah tersebut sekitar bulan Mei oleh seseorang inisial A. Untuk itu, saat ini polisi tengah memburu A untuk meminta keterangannya.
BACA JUGA
- Inilah Negara Dengan Layanan 4G Tercepat Di Dunia
- Benarkah Bisnis MY AZARIA Penipuan atau MLM? Atau Bahkan MONEY GAME?
- Ini Dia Penipu Yang Kena Tipu, Bikin Ngakak !!!
"Terakhir ada komunikasi dengan Dewi sekitar pertengahan November. Setelah itu tidak ada komunikasi," ujar dia.
Penangkapan ini bermula dari laporan warga di sekitar daerah tersebut. Mereka melaporkan bahwa ada warga asing yang jarang berkomunikasi dengan warga sekitar.
Laporan inipun ditindaklanjuti polisi dengan langsung mendatangi lokasi. Kecurigaan polisi bertambah ketika mereka justru ketakutan saan polisi datang.
Saat hendak masuk ke rumah itu, diduga 3 dari 15 orang itu berusaha kabur dengan lompat dari lantai 2. "Dari 15 orang yang diamankan, 3 orang lainnya dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka di bagian kaki akibat lompat dari lantai 2," kata Faried.
Terkait hal ini polres Sleman akan melakukan koordinasi dengan pihak keimigrasian karena melibatkan warga asing. Termasuk memastikan apakah paspor WNA ini valid atau tidak.
"Kita akan cek sesuai dengan namanya atau tidak. Kami masih melakukan pemeriksaan," ujar Faried. Sumber: Liputan6.com